Sabtu, 06 Juni 2015


Apakah Listeria dan Listeriosis itu ?


Menurut Ariyanti, 2010 dalam Jurnalnya yang berjudul “BAKTERI Listeria monocytogenes SEBAGAI KONTAMINAN MAKANAN ASAL HEWAN (Foodborne Disease)”, Listeria monocytogenes merupakan bakteri Gram positif, berbentuk batang pendek, dapat berbentuk tunggal, tersusun paralel membentuk rantai pendek atau seperti huruf V. Diameter sel berukuran 0,4 – 0,5 µm dan panjang 0,5 – 2,0 µm. Pada kultur yang lebih tua bakteri tampak berbentuk filamentous dengan panjang 6 – 20 µm.
Temperatur optimal untuk pertumbuhan L. monocytogenes adalah 35 – 37˚C. Bakteri ini mampu tumbuh pada temperatur 1 – 50˚C, mampu bertahan hidup pada perlakuan pasteurisasi dengan suhu 72˚C selama 15 detik dan dapat hidup pada pH 4,3 – 9,4. Listeria monocytogenes bersifat intra-seluler fakultatif, psikotrofil dan mampu membentuk biofilm. Bakteri ini motil atau bergerak dengan flagella pada suhu 20 – 25˚C, tidak membentuk spora, sangat kuat dan tahan terhadap efek mematikan dari pembekuan, pengeringan dan pemanasan.
Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri patogen pada hewan ternak dan manusia. Bakteri ini berperan penting sebagai agen penyebab foodborne disease yaitu penyakit yang ditularkan melalui makanan. Penyakit yang timbul dikenal dengan nama listeriosis.

Listeria monocytogenes. Sumber : textbookofbacteriology.net
Bagaimana gejala Listeriosis ?

dr. Subuh di laman website Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (http://www.depkes.go.id/article/view/15012800001/mengenal-bakteri-listeria-monocytogenes.html) mengatakan bahwa Listeria dapat menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteri Listeria, dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. Gejala Listeriosis dapat muncul kapan saja antara 3-70 hari pasca infeksi bakteri Listeria, rata-rata biasanya sekitar 21 hari. Jika infeksi menyebar ke sistem saraf pusat, gejala dapat mencakup sakit kepala, kaku pada leher, bingung, kehilangan keseimbangan, dan terkadang mengalami kejang. Bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, bakteri Listeria dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan meningitis atau infeksi otak. Sedangkan Infeksi Listeria pada perempuan hamil dapat menyebabkan keguguran.

Dimana Listeria ditemukan ?

Menurut Mulyatno, 2012,  L. monocytogenes dapat ditemukan pada makanan seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. L. monocytogenes memiliki kemampuan untuk tumbuh pada temperatur rendah hingga 3°C sehingga memungkinkan untuk berkembang biak dalam makanan yang disimpan di lemari pendingin.

 Skema infeksi Listeria monocytogenes pada janin dan otak. Sumber : www.pnas.org
Bagaimana mengobati Listeriosis ?

Upaya pengendalian kontaminan L. monocytogenes pada bahan pangan asal hewan dapat dilakukan melalui pencegahan terhadap penyebaran bakteri tersebut dengan cara mengurangi terjadinya infeksi bakteri L. monocytogenes pada ternak selama pemeliharaan dan mencegah terjadinya kontaminasi bakteri pada bahan pangan asal ternak selama proses penyembelihan di rumah potong, proses pengolahan maupun pada saat penyimpanan bahan pangan tersebut sebelum dikonsumsi. Antibiotika yang sering digunakan adalah ampisilin dan penisilin. Untuk mendapatkan efek yang cepat, ampisilin diberikan secara intra-vena.


Referensi

Mulyatno, Kris Cahyo. Listeria monocytogenes. http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Listeria%20monocytogenes.pdf. 2012 diakses pada 27 Mei 2015 pukul 15.53 WIB
Arianti, Tati. BAKTERI Listeria monocytogenes SEBAGAI KONTAMINAN MAKANANASAL HEWAN (Foodborne Disease). http://digilib.litbang.pertanian.go.id/~bbveteriner/getfile.php?src=agris/nomfn1/1623.pdf&format=application/pdf. 2010 diakses pada 27 Mei 2015 pukul 16.28 WIB
Anggraeni , Andian Ari. Food Borne Disease (Penyakit Bawaan Bahan Pangan).  http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Andian%20Ari%20Anggraeni,%20ST.,M.Sc./Mikrobiologi%20Pangan%20-%20BAB%2013%20-%20Food%20Borne%20Disease.ppt. 2013 diakses pada 27 Mei2015 pukul 16.31 WIB

51 komentar

Selamat malam, dalam artikel anda telah dijelaskan berbagai hal tentang bakteri Listeria, yang ingin saya tanyakan adalah adakah kemungkinan janin dalam kandungan dapat selamat dari keguguran bila ibunya terinfeksi Listeria? Adakah perlawanan yang dilakukan oleh sel-sel janin?
Dilihat dari artikel anda, bakteri Listeria adalah bakteri yang kuat, tapi mengapa penisilin dan ampisilin dapat menghambat bakteri tersebut?

REPLY

ketika seseorang memiliki sistem kekebalan yang lemah, bakteri Listeria dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan meningitis, bagaimana mekanisme bakteri tsb menyerang sistem saraf pusat?

REPLY

luar biasa sekali artikel Listeria dan Listeriosis ini.... menambah pengetahuan saya tentunya.... ternyata bakteri ini berbahaya juga yaahh bahkan bisa membentuk biofilm. itu artinya bakteri Listeria ini dapat di buru oleh bakteri Bdellovibrio bacteriovorus seperti yang terdapat pada artikel saya yaah...Seperti yang telah di paparkan oleh Kadouri dan O’Toole di tahun 2005 bahwa Bdellovibrio dapat digunakan untuk menyerang biofilm

REPLY

Terimakasih pertanyaannya
Seperti yang telah saya singgung pada artikel diatas, bahwa Listeria dapat menyebabkan Listeriosis dengan cara menyerang sistem saraf pusat. Seperti kebanyakan bakteri penyebab meningitis yang lain (Listeria merupakan salahsatu dari banyak bakteri yg menyebabkan meningitis), awalnya, bakteri melakukan kolonisasi nasofaring dengan berikatan pada sel epitel menggunakan villi adhesive dan membran protein. Bakteri memasuki ruang subaraknoid dan cairan serebrospinal (CSS) melalui pleksus koroid atau kapiler serebral. Perpindahan bakteri terjadi melalui kerusakan endotel yang disebabkannya. Seluruh area ruang subaraknoid yang meliputi otak, medula spinalis, dan nervus optikus dapat dimasuki
oleh bakteri dan akan menyebar dengan cepat.Infeksi juga mengenai ventrikel, baik secara langsung melalui pleksus koroid maupun melalui refluks lewat foramina Magendie dan Luschka. Bakteri akan bermultiplikasi dengan mudah karena minimnya respons humoral komplemen CSS. Komponen dinding bakteri atau toksin bakteri akan menginduksi proses inflamasi di meningen dan parenkim otak. Kurang lebih seperti itu, untuk lebih jelas dapat anda baca di http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_224Diagnosis%20dan%20Tatalaksana%20Meningitis%20Bakterialis.pdf

REPLY

Assalamualaikum.
berdasarkan artikel diatas, bakteri Listeria ini terdapat pada semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Listeria monocytogenes memiliki kemampuan untuk tumbuh pada temperatur rendah hingga 3°C sehingga memungkinkan untuk berkembang biak dalam makanan yang disimpan di lemari pendingin. yang saya tanyakan, bagaimana jika Daging yang terkontaminasi bakteri tersebut dimasukkan kedalam lemari pendingin/freezer dengan suhu dibawah 0oC? apakah bakteri tersebut akan mati? dan apakah proses tersebut bisa dikatakan sebagai agen pengendali mikroba tersebut? terima kasih

REPLY

Tetapi sepertinya Bdellovibrio bacteriovorus tidak dapat memangsa Listeria monocytogenes, karena Listeria monocytogenes merupakan bakteri gram positif, sedangkan pada paragraf ketiga pada artikel anda disebutkan bahwa "Bakteri Bdellovibrio bacteriovorus hanya memburu dan menghisap nutrisi yang terkandung dalam bakteri gram negatif.

REPLY

Terimakasih atas pertanyaannya
Sebelumnya pada paragraf kedua disebutkan bahwa Listeria mampu tumbuh pada temperatur 1 – 50˚C, (pada artikel saudari endah disebutkan bahwa suhu tertinggi dalam lemari es adalah 1,7˚C sampai 10,6˚C, http://safitriendah1554.blogspot.com/2015/04/kulkas-rumahnya-mikroba.html). Dari artikel saudari Endah tersebut saya juga dapat menyimpulkan bahwa pada suhu sekian derajad tersebut bakteri Listeria tidak mati, tetapi dalam keadaan dorman.

Sedangkan untuk pencegahan, ada beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi bakteri Listeria, yaitu: 1) Bilas bahan mentah dengan air mengalir, seperti buah-buahan dan sayuran, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Bahkan jika hasil tersebut sudah dikupas, tetap harus dicuci terlebih dahulu; 2) Menggosok produk hasil pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas; 3) Pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap-saji; 4) Cuci peralatan masak, berupa alat atau alas pemotong, yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya; serta 5) Cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan, dan saat akan makan. (http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/kena-bakteri-ri-larang-dua-jenis-apel-amerika/)
Kurang dan lebihnya mohon maaf :)

REPLY

Artikel yang luar biasa kaka Nila, diatas telah disebutkan bahwa. "Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri patogen pada hewan ternak dan manusia. Bakteri ini berperan penting sebagai agen penyebab foodborne disease yaitu penyakit yang ditularkan melalui makanan. Penyakit yang timbul dikenal dengan nama listeriosis."
Pada hewan ternak mungkin sudah lumrah memakan makanan dalam satu wadah, pada manusia biasanya juga suka berbagi makanan, bahkan berbagi sendok pula, apakah kebiasaan ini juga dapat menularkan penyakit tersebut?

REPLY

Terimakasih untuk pertanyaannya yg bertubi-tubi :)

Listeriosis pada ibu hamil yang terjadi pada awal kehamilan biasanya menyebabkan keguguran. Bakteri ini bisa melewati plasenta (ari-ari). Listeriosis pada akhir kehamilan bisa menyebabkan kelahiran mati atau kematian bayi dalam beberapa jam setelah lahir. Sekitar 50% janin yang terinfeksi pada akhir kehamilan akan meninggal (https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/listeria-monocytogenes-ancaman_bagi_si_jabang_bayi2.pdf)
Apabila terjadi janin tertular listeriosis, janin yang terinfeksi dapat mengalami kematian, keguguran spontan, kelahiran premature, atau bayi dapat lahir akan tetapi meninggal dalam waktu singkat setelah kelahiran (http://pphp.pertanian.go.id/opini/3/cemaran-listeria-monocytogenes-pada-pangan-segar-asal-tumbuhan)
Jadi dari kedua referensi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemungkinan selamat untuk janin yang terinfeksi Listeria adalah 50%. Kalaupun janin tersebut dapat bertahan dan lahir, bayi dapat lahir akan tetapi meninggal dalam waktu singkat setelah kelahiran.

Untuk pertanyaan kedua :
Memang benar bahwa pada paragraf kedua, disebutkan bahwa "Listeria sangat kuat dan tahan terhadap efek mematikan dari pembekuan, pengeringan dan pemanasan." Jadi hal ini tidak berarti bahwa Listeria resisten terhadap antibiotik.

REPLY

Setelah membaca artikel anda yg ingin saya tanyakan apakah ada dampak positif bakteri tersebut untuk ekologi

REPLY

Assalamualikum cantik.. Nil di sini nabil hanya ingin menambahkan info sedikit yaa, dari sumber yang nabil baca : http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=5668937#.VXdF7rUXUy5
"Pencegahan di tingkat produsen dapat dilakukan dengan penerapan good hygienic practices yang baik agar menghindarkan pangan selama produksi (from farm to table) tidak tercemar oleh tanah, air yang bermutu rendah, udara yang tercemar, orang sakit dsb. Praktek-praktek sanitasi pekerja, sanitasi bahan baku, sanitasi air yang dipertahankan dengan baik sejak dari lahan pertanian sampai konsumsi. Penyimpanan dingin bukan metode yang bisa menghambat pertumbuhan L. monocytogenes. Berikut adalah praktek yang disarankan untuk pengusaha restoran dalam meminimalkan risiko L. monocytogenes :
- Bersihkan dan sanitasi lemari penjajaan (display) dan lemari es dimana produk yang berpotensi tercemar disimpan
- Bersihkan dan sanitasi and sanitize talenan, permukaan, piranti yang digunakan untuk memotong, menyajikan, atau menyimpangan pangan yang berpotensi tercemar
- Mencuci tangan dengan air hangat dan sabun setelah proses mencuci dan mensanitasi
- Pengecer, pengusaha restoran dan industri jasaboga lainnya yang memproduksi pangan yang berisiko terkontaminasi L. monocytogenes, harus secara teratur membersihkan talenan dan piranti yang digunakan untuk memotong, menyajikan, atau menyimpan pangan agar terhindar dari kontaminasi silang

REPLY

terima kasih atas jawabannya saudari Nila, namun yang saya tanyakan yaitu apabila suhu berada dibawah 0oC? apakah tetap mengalami dorman? terima kasih

REPLY

selamat pagi kaka Nila, setelah membaca artikel Anda, ada hal yang ingin saya tanyakan mengenai ditemukannya bakteri L. monocytogenes "...keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak),..." maksud dari keju yang dimatangkan secara lunak itu yang seperti apa? mohon penjelasannya kaka, terima kasih :)

REPLY

berdasarkan artikel sdri nila, saya teringat dulu terjadi peristiwa buah apel impor yang tercemar oleh bakteri Listeria monocytogenes. bagaimanakah bakteri tersebut dapat mencemari buah apel itu, dan apel yang tercemar hanya apel jenis granny smith dan apel gala? terimakasih:)

REPLY

alhamdulillah ilmu baru...
wah sangat mengerikan sekali efekdari bakteri ini...
namun pada sebuah artikel menuliskan bahwa listeria Diklasifikasikan sebagai bakteri gram-positif, dan bergerak menggunakan flagella. Penelitian menunjukkan bahwa 1-10 persen manusia mungkin memiliki L. monocytogenes di dalam ususnya.
hal ini tertulis dalam http://life.viva.co.id/news/read/582725-mengenal-bakteri-apel-impor--listeria-monocytogenes.
yang ingin saya tanyakan apakah listeria yang berada pada makanan dan langsung mrnyerang manusia atau hewan, atau menunggu masa inkubasi ? mekanisme nya bagaimana listeria ini menyebabkan penyakit meningitis yang sangat mengerikan itu.

REPLY

Wahh aku baru denger kk nila bakteri Listeria monocytogenes ini, dan ternyata bakteri tersebut juga dapat menyebabkan meningitis ya? lalu apakah mekanisme infeksinya itu sama seperti bakteri Streptococcus pneumoniae yang juga menyebabkan meningitis?

REPLY

Waah bakteri ini nih yang saat ini sedang hangat diperbincangkan mengenai buah apel impor yang mengandung bakteri Listeria. Nah soudari Nila saya hanya ingin menambahkan sedikit informasi saja yaa mengenai upaya pencegahan agar tak terjangkit penyakit Listeriosis, diantaranya :
- Makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini terbunuh pada temperatur 75 derajat Celsius.
- Jika Anda ingin mengonsumsi sayur dan buah segar, Anda harus mencuci sayur dan buah dengan air yang mengalir sebelum dimakan, dipotong atau dimasak.
- Untuk buah yang dikupas, Anda pun tetap harus mencucinya sebelum dikonsumsi.
- Anda juga dapat menggosok produk pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas.
- Dalam hal penyimpanan makanan, pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap-saji.
- Untuk menghindari kontaminasi pada alat masak, Anda dapat mencuci peralatan masak yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya. Jangan lupa untuk cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan, dan saat akan makan. sumber rujukan : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150128103404-262-27869/cara-mencegah-infeksi-bakteri-listeria-monocytogene/

REPLY

disini saya hanya ingin menambahkan mengenai mekanisme bakteri tersebut apat menyerang tubuh manusia, menurut yang saya baca di http://www.food-info.net/id/bact/limon.htm bahwa Dosis infektif L. monocytogenes tidak diketahui, tetapi diyakini bervariasi menurut strain dan kerentanan korban. Dari kasus yang disebabkan oleh susu mentah atau susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, diduga kurang dari 1000 organisme dapat menyebabkan penyakit pada orang-orang yang rentan. L. monocytogenes dapat menyerang epithelium (permukaan dinding) saluran pencernaan. Sekali bakteri ini memasuki sel darah putih (tipe monocyte , macrophage , atau polymorphonuclear ) dalam tubuh korbannya, bakteri ini masuk ke aliran darah (septicemia) dan dapat berkembang biak. Keberadaannya di dalam sel fagosit memungkinkannya memasuki otak, dan pada wanita hamil, mungkin masuk ke janin melalui plasenta. Sifat patogenik L. monocytogenes berpusat pada kemampuannya untuk bertahan dan berkembang biak di dalam sel fagosit korbannya.

REPLY

terkait artikel diatas habitat asli dari bakteri tersebut berasal dari manakah? terimakasih... :)

REPLY

Berdasarkan artikel diatas, saya ingin menambahkan informasi mengenai bakteri Listeria dan Listeriosis ini yaitu :

Beberapa segmen dari populasi berada pada peningkatan risiko dan perlu diinformasikan sehingga tindakan pencegahan yang tepat dapat diambil. pertahanan tubuh terhadap Listeria disebut "sel-dimediasi kekebalan" karena keberhasilan membela terhadap infeksi tergantung pada sel-sel kita (sebagai lawan antibodi kami), terutama limfosit yang disebut "T-sel." Oleh karena itu, individu yang diperantarai sel kekebalan ditekan lebih rentan terhadap efek merusak dari listeriosis, termasuk individu terutama yang terinfeksi HIV, yang telah ditemukan memiliki kematian-Listeria terkait 29%.
Wanita hamil secara alami memiliki sistem kekebalan yang dimediasi sel tertekan. Selain itu, sistem kekebalan tubuh janin dan bayi baru lahir yang sangat dewasa dan sangat rentan terhadap jenis infeksi. dewasa lainnya, terutama penerima transplantasi dan pasien limfoma, diberikan terapi yang diperlukan dengan maksud tertentu menekan T-sel, dan orang-orang ini menjadi sangat rentan terhadap Listeria juga.
Pernyataan tersebut saya kutip dari sebuah artikel jurnal di link http://www.about-listeria.com/listeria_risk_factors/#.VXfqyc_tmko

REPLY

Terimakasih tambahannya kaka Marthaaa :)

REPLY

Terimakasih tambahan informasinya kaka Farid :)

REPLY

Iya kaka ratih, bakteri ini mendadak terkenal karena kasus larangan impor Apel Amerika
Terimakasih tambahan informasinya :)

REPLY

saya ingin sedikit berbagi informasi mengenai pengobatan dan perawatan dari listeriosis ...
dimana Pengobatan Listeriosis dapat dilakukan menggunakan antibiotik. Individu dengan kategori resiko tinggi (wanita hamil, orang dewasa dan individu dengan sistem imun yang lemah) dengan gejala klinis demam serta kepala pusing setelah makan makanan yang terkontaminasi Listeria harus mendapatkan perawatan secara intensif. Jika individu yang memakan makanan kontaminasi Listeria tetapi tidak menunjukkan gejala klinis tetap membutuhkan pengobatan meskipun dia bukan bagian dari kategori resiko tinggi yang tertular.
Menurut The Center for Food Security and Public Health (2005), pencegahan Listeriosis dapat dilakukan dengan menerapkan keamanan pangan (food safety). Beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah mencuci sayuran dengan bersih, memasak dengan baik produk pangan asal hewan serta menghindari minum susu yang tidak terpasturisasi. Listeria monocytogenes sangat peka terhadap bahan kimia seperti 1% sodium hypochlorite, 70% ethanol atau glutaraldehyde. Selain itu, bakteri tersebut dapat mati dengan teknik termal yaitu pada suhu 121°C selama minimum 15 menit. Bakteri ini akan mati dalam proses pemasakan dan pasteurisasi.
Mengingat pentingnya Listeriosis dalam aspek kesehatan masyarakat veteriner, maka perlu adanya surveilans bakteri kontaminan tersebut pada beberapa produk pangan asal hewan seperti daging, susu, dan telur agar tidak terjadi lagi kejadian listeriosis pada masyarakat Indonesia serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan kuat dengan produk pangan asal hewan.
http://pecintasatwa.com/mengenal-listeria-monocytogenes-kontaminan-produk-pangan-asal-hewan/

REPLY

Sepertinya Listeria dalam keadaan dorman pada suhu 0˚C karena temperatur optimal untuk pertumbuhan L. monocytogenes adalah 35 – 37˚C. Bakteri ini mampu tumbuh pada temperatur 1 – 50˚C (paragraf kedua)

REPLY

Terimakasih kaka Nabila atas tambahan informasinya :)

REPLY
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Terimakasih kaka Nurhabio atas tambahan informasinya :)

REPLY

Umumnya bakteri ini ditemukan dialam, saluran pencernaan manusia dan hewan serta lingkungan pengolahan makanan. (http://iictraining.net/7-bakteri-patogen-penyebab-keracunan-makanan/)
Listeria monocytogenes sering ditemukan khususnya air, makanan dan tanah dibudidayakan seperti sayuran dapat dengan mudah terkontaminasi, terutama dari hewan atau limbah pupuk (http://nasehatkesehatan.com/tag/listeria-monocytogenes/)

REPLY

Belum ada penjelasan resmi bagaimana kuman Listeria berada pada kedua jenis apel tersbut namun diperkirakan kontaminasi itu terjadi karena aplikasi pupuk kandang pada pohon apel di Amerika memang sangat intensif sehingga kedua jenis apel tersebut kemungkinan terkontaminasi dari pupuk kandang yang terlanjur banyak mengandung bakteri tersebut.

Menyusul ditemukannya bakteri jenis Listeria Monositogen pada dua jenis apel oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat pekan lalu, apel yang diproduksi dari negara bagian California, Amerika Serikat itu diminta untuk tidak dikonsumsi dan ditarik dari pasaran. Kedua nama apel tersebut adalah apel gala yang secara fisik dikenal dengan warnanya yang agak ke-oranye-an cenderung ke warna peach. Sementara apel kedua adalah Granny Smith yang kulitnya berwarna hijau mirip kebanyakan apel Malang (http://www.kompasiana.com/ben369/jangan-mengkonsumsi-apel-berbahaya_54f5ee20a33311327e8b465a).
Dari kutipan artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya Apel Gala dan Apel Granny Smith-lah yang telah diteliti dan positifmengandung bakteri Listeria monocytogenes.

REPLY

Listeria mengalami mas inkubasi, masa inkubasi listeriosis bervariasi, tergantung cara penularan dan dosis yang diterima. Biasanya berkisar antara 1 sampai dengan 4 minggu. Namun demikian dalam beberapa kasus, masa inkubasi bisa lebih lama, sampai beberapa bulan (http://pphp.pertanian.go.id/opini/3/cemaran-listeria-monocytogenes-pada-pangan-segar-asal-tumbuhan).
Untuk jawaban pertanyaan yang kedua sama dengan jawaban untuk pertanyaan Saudari Chusna, yaitu
Listeria dapat menyebabkan Listeriosis dengan cara menyerang sistem saraf pusat. Seperti kebanyakan bakteri penyebab meningitis yang lain (Listeria merupakan salahsatu dari banyak bakteri yg menyebabkan meningitis), awalnya, bakteri melakukan kolonisasi nasofaring dengan berikatan pada sel epitel menggunakan villi adhesive dan membran protein. Bakteri memasuki ruang subaraknoid dan cairan serebrospinal (CSS) melalui pleksus koroid atau kapiler serebral. Perpindahan bakteri terjadi melalui kerusakan endotel yang disebabkannya. Seluruh area ruang subaraknoid yang meliputi otak, medula spinalis, dan nervus optikus dapat dimasuki
oleh bakteri dan akan menyebar dengan cepat.Infeksi juga mengenai ventrikel, baik secara langsung melalui pleksus koroid maupun melalui refluks lewat foramina Magendie dan Luschka. Bakteri akan bermultiplikasi dengan mudah karena minimnya respons humoral komplemen CSS. Komponen dinding bakteri atau toksin bakteri akan menginduksi proses inflamasi di meningen dan parenkim otak. Kurang lebih seperti itu, untuk lebih jelas dapat anda baca di http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_224Diagnosis%20dan%20Tatalaksana%20Meningitis%20Bakterialis.pdf

REPLY

Sama seperti jawaban untuk pertanyaan dari Sdri Chusna dan Yani, bahwa seperti kebanyakan bakteri penyebab meningitis yang lain (Listeria merupakan salahsatu dari banyak bakteri yg menyebabkan meningitis), awalnya, bakteri melakukan kolonisasi nasofaring dengan berikatan pada sel epitel menggunakan villi adhesive dan membran protein. Bakteri memasuki ruang subaraknoid dan cairan serebrospinal (CSS) melalui pleksus koroid atau kapiler serebral. Perpindahan bakteri terjadi melalui kerusakan endotel yang disebabkannya. Seluruh area ruang subaraknoid yang meliputi otak, medula spinalis, dan nervus optikus dapat dimasuki
oleh bakteri dan akan menyebar dengan cepat.Infeksi juga mengenai ventrikel, baik secara langsung melalui pleksus koroid maupun melalui refluks lewat foramina Magendie dan Luschka. Bakteri akan bermultiplikasi dengan mudah karena minimnya respons humoral komplemen CSS. Komponen dinding bakteri atau toksin bakteri akan menginduksi proses inflamasi di meningen dan parenkim otak. Kurang lebih seperti itu, untuk lebih jelas dapat anda baca di http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_224Diagnosis%20dan%20Tatalaksana%20Meningitis%20Bakterialis.pdf

REPLY

artikel yang bagus, menambah informasi kita dalam menjaga dan memasak makanan kita ,,
saya ingin tau bagaimanakah bakteri ini mendapatkn nutrisinya ,, ?

REPLY

dalam sebuah artikel yang dimuat di http://www.asgar.or.id/kesehatan-health/berita-kesehatan/manfaat-bakteri-untuk-mengobati-kanker-pankreas/ disebutkan bahwa para peneliti di Albert Einstein College of Medicine of Yeshiva University di New York melakukan eksperimen mengenai peluang Listeria untuk pengobatan sel-sel kanker pankreas dan obat pembunuh sel tumor, tetapi hal tersebut masih dalam eksperimen pada Tikus Laboratorium, belum diaplikasikan pada manusia.

REPLY

Karena bakteri Listeria banyak ditemukan pada makanan seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, ataupun pada sosis. Jadi Listeria mendapatkan nutrisi dari yang terkandung pada makanan tersebut. Terimakasih

REPLY

Assalamu'alaikum..
Lalu bagaimana dengan masyarakat luar misalnya Negara Jepang. Di negara tersebut hampir semua masyarakatnya memakan ikan mentah, sayuran mentah, atau apapun yang mentah.. Sedangkan Jepang merupakan negara yang maju, pasti mereka sudah tahu akibat dari memakan itu semua. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal itu?
Terimakasih..

REPLY

Keju lunak memiliki kadar air lebih dari 67% (burg, Anne (2004). Dumont's Lexicon of Cheese. Rebo International b.v., Lisse, The Netherlands). Karena banyaknya air pada keju ini, maka kadar lemak yang terdapat pada keju ini pun lebih rendah dibandingkan dengan keju yang lebih keras. Jadi, bakteri Listeria monocytogenes kebanyakan hidup pada keju yang kondisinya lunak.

REPLY

Ingin sedikit menembahkan kakakkk... Sumber penularan L. monocytogenes dapat terjadi pada beberapa aspek mulai dari pemilihan makanan, pengolahan, hingga penyajian. Pada pemilihan makanan penularan biasanya terjadi pada produk seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Pada saat pengolahan makanan, juga dapat terjadi penularan jika menggunakan alat masak yang telah terkontaminasi L. monocytogenes.

Selain itu, bayi bisa lahir dengan Listeria jika ibu hamil memakan makanan yang terkontaminasi bakteri selama kehamilan, ujar dr. Subuh.

Populasi yang rentan terinfeksi listeriosis, yaitu wanita hamil atau janin dalam kandungan; infeksi perinatal yaitu sesaat sebelum dan sesudah kelahiran; neonatal yaitu setelah kelahiran; orang yang system kekebalannya lemah karena perawatan dengan corticosteroid (salah satu jenis hormon), obat-obat anti kanker, graft suppression therapy (perawatan setelah pencangkokan bagian tubuh, dengan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh); orang dengan HIV-AIDS (ODHA); pasien kanker, terutama pasien leukemia; serta beberapa dilaporkan meskipun jarang pada pasien penderita diabetes, pengecilan hati (cirrhotic), asma, dan radang kronis pada usus besar (ulcerative colitis); orang-orang tua (status imun mulai menurun); beberapa laporan menunjukkan bahwa orang normal yang sehat juga dapat menjadi rentan, walaupun penggunaan antasida atau cimetidine mungkin berpengaruh.

Kasus listeriosis yang pernah terjadi di Swiss, yang melibatkan keju, menunjukkan bahwa orang sehat dapat terserang penyakit ini, terutama bila makanan terkontaminasi organisme ini dalam jumlah besar, imbuh dr. Subuh. -

SUMBER bisa di klik disini kak...http://www.depkes.go.id/article/view/15012800001/mengenal-bakteri-listeria-monocytogenes.html

REPLY

assalamualaikum
sangat menarik artikel mengenai Listeria dan Listeriosis menambah pengetahuan akan pentingnya menjaga pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan dan kesehatan makan serta memasak makanan dengan benar,
yang ingin saya tanyakan adalah bagimana cara pertolongan pertama bagi orang yang mengalami gejala terinfeksi bakteri Listeria?
Terimakasih,.. :)

REPLY

Saya mengutip sebuah pernyataan dari artikel anda, yaitu "Antibiotika yang sering digunakan adalah ampisilin dan penisilin. Untuk mendapatkan efek yang cepat, ampisilin diberikan secara intra-vena". Lalu yang saya ingin tanyakan adalah bagaimana mekanisme amplisin dan penisilin dengan bakteri ini sehingga dapat mengobati penyakit listeriosis? Dan apa maksud dari pemberian amplisin secara intra-vena? Apakah intra (di dalam) vena (pembuluh vena)? Terima kasih kaka Nila... ^_^

REPLY

terimakasih saudari iwak

REPLY

Terimakasih atas pertanyaannya,
Menurut saya, benar pendapat anda bahwa Jepang sudah mengetahui dampak buruk dari memakan makanan mentah tersebut. Tetapi makanan mentah (sushi misalnya) merupakan "makanan pokok" bagi mereka yg (sekali lagi) menurut saya tidak dapat dipisahkan dari pola/menu makan mereka. Jadi sangat sulit bagi mereka untuk tidak memakan daging mentah. Dan untuk menghindari terkontaminasinya daging yg mereka makan, seharusnya mereka terlebih dahulu memasak atau menyelupkannya dg air mendidih.
Terimakasih. Semoga jawaban saya memuaskan :)

REPLY

Terimakasih atas tambahan informasinya kaka Epi :)

REPLY

terimakasih nila atas jawabannya... sangat bermanfaat sekali sebagai pengetahuan baru,,.. good job :-)

REPLY

Mohon maaf, saya belum menemukan referensi yg menyatakan bahwa Listeria dapat ditularkan dengan berbagi sendok(kontak tidak langsung) Tetapi saya menemukan artikel yg menyebutkan bahwa penularan Listeria monocytogenes dapat menular melalui beberapa cara, antara lain :
• Konsumsi sayur atau buah yang terkontaminasi Listeria monocytogenes
• Penularan melalui placenta pada ibu hamil yang terinfeksi listeriosis
• Penularan dari ibu ke anak selama proses kelahiran
• Kontak langsung dengan hewan terinfeksi listeriosis
• Penularan secara nosokomial (http://pphp.pertanian.go.id/news/383/serangan-bakteri-listeria-monocytogenes).

REPLY

Listeriosis hanya dapat didiagnosis secara pasti dengan cara membiakkan organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal yaitu cairan otak dan sumsum tulang belakang, atau kotoran (sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya). - See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/15012800001/mengenal-bakteri-listeria-monocytogenes.html#sthash.7QfdXf1z.dpuf.
Jadi belum ditemukan cara pertolongan pertama bagi seseorang yg terinfeksi Listeria.
Tetapi jika gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. dapat dilakukan pemberian obat-obatan atau dirujuk ke Rumah Sakit

REPLY

Mengenai artikel Anda di atas membahas staphylococcus aureus, Bagaimana proses metabolisme tubuhnya?, substrat dan enzim apa yang berperan, serta apa hasil produksinya?, terima kasih

REPLY

waahh benar juga yaahh... meskipun dapat digunakan sebagai terapi untuk biofilm... tapi jiga bukan gram negatif maka Bdellovibrio tidak bisa menyerangnya.... terima kasih kakak atas pelurusannya :)

REPLY

Assalamualaikum
Saya hanya ingin menambahkan informasi.
Bakteri Listeria monocytogenes yang belakangan ini ditemukan pada buah apel, ternyata tidak hanya terdapat pada buah apel.

Bakteri tersebut juga dapat mengontaminasi sayuran mentah, buah lainnya, salad, susu murni, soft cheese, daging dan produk daging, unggas, sauerkraut (kubis fermentasi), dan makanan laut. Selain itu, makanan siap saji juga dapat menyebabkan adanya keracunan makanan akibat bakteri ini.

Sumber penularan Listeria monocytogene dapat terjadi mulai dari pemilihan makanan, pengolahan, hingga penyajian. Pada pemilihan makanan penularan biasanya terjadi pada produk seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap.

Pada saat pengolahan, penularan dapat terjadi jika menggunakan alat masak yang telah terkontaminasi Listeria monocytogene. Bahkan, bayi yang lahir pun dapat langsung terinfeksi jika ibunya mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut selama kehamilan. Namun, Anda tak perlu khawatir. Sebelum terinfeksi bakteri tersebut, Anda dapat melakukan upaya pencegahan agar tak terjangkit penyakit Listeriosis. Makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini terbunuh pada temperatur 75 derajat Celsius.

Jika Anda ingin mengonsumsi sayur dan buah segar, Anda harus mencuci sayur dan buah dengan air yang mengalir sebelum dimakan, dipotong atau dimasak.

Untuk buah yang dikupas, Anda pun tetap harus mencucinya sebelum dikonsumsi.

Anda juga dapat menggosok produk pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas.

Dalam hal penyimpanan makanan, pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap-saji.

Untuk menghindari kontaminasi pada alat masak, Anda dapat mencuci peralatan masak yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya. Jangan lupa untuk cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan, dan saat akan makan.

dilansir dari :
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150128103404-262-27869/cara-mencegah-infeksi-bakteri-listeria-monocytogene/

REPLY

Terimakasih kaka Dita atas tambahan informasinya :)

REPLY

Ampisilin/sulbaktam adalah kombinasi umum dari penisilin yang diturunkan; antibiotik ampisilin dan sulbaktam. Ampisilin memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran dinding peptidoglikan, ampisilin mampu berpenetrasi kepada bakteri gram positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan keberadaan gugus amino pada ampisilin, sehingga membuatnya mampu menembus membran terluar (outer membran) pada bakteri gram negatif. Sulbaktam merupakan penghambat enzim beta laktamase yang paling aktif. Aktifitas dari sulbaktam dapat berupa bakterisidal atau bakteriostatik tergantung strainnya dan diperantarai ikatan dengan PBP (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/140/jtptunimus-gdl-imamwidodo-6994-3-babii.pdf)

Dan menurut makalah yg saya baca di http://nissa-uchil.blogspot.com/2014/03/kdm-pemberian-obat-melalui-injeksi.html, dapat saya simpulkan bahwa pemberian amplisin secara intra-vena berarti pemberian penisilin dengan cara disuntikkan secara langsung ke pembuluh vena.

REPLY

Nila Zuqistya . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates